Hidup Itu Untuk Berkarya Bukan Untuk Putus Asa

Sabtu, 09 Juli 2011

Asosoasi Robotika Indonesia (Nao)

Robot kini tak hanya bisa memamerkan gerak, tapi juga perasaan. Ilmuwan Eropa mengembangkan robot yang mampu menunjukkan emosinya. Robot yang dinamai Nao ini diklaim sebagai yang pertama di dunia.


Nao didesain untuk dapat meniru emosi seorang bocah berusia satu tahun. Karena itu ia jadi lucu, mampu menjalin ikatan emosional dengan manusia, yang memperlakukannya dengan baik.

Robot ini dikembangkan untuk menggunakan ekspresi dan isyarat perilaku seperti yang digunakan seorang bayi untuk berinteraksi secara sosial dan emosional dengan orang lain.

Nao bisa mendeteksi emosi manusia dengan cara mempelajari bahasa tubuh dan ekspresi muka. Kemampuannya untuk membaca suasana hati seseorang akan jadi semakin baik jika ia bersama orang itu sepanjang waktu. Nao dirakit untuk bisa tumbuh untuk mengenal orang itu. Ia juga mampu mengingat interaksinya dengan orang lain, termasuk merekam wajahnya.

Ilmuwan menciptakan Nao sehingga punya kemampuan yang mirip dengan model proses pengenalan awal pada manusia dan simpanse ketika mereka masih sangat muda.

Nao adalah bagian dari proyek di negara Eropa yang disebut 'FEELIX Growing'--yang dikepalai Lola Canamero, ilmuwan komputer dari Universitas Hertfordshire. Proyek ini merupakan kolaborasi antara delapan universitas dan perusahaan robot di Uni Eropa.

"Perilaku Nao mengikuti model perilaku anak kecil," kata Canamero, seperti dimuat laman Daily Mail. "Ini juga sangat mirip dengan cara simpanse dan primata non-manusia lain mengembangkan ikatan afektif dengan perawat mereka."

Nao diprogram untuk jadi sangat melekat dengan satu individu yang berinteraksi dengannya. Orang itu juga dengan cara tertentu membantu proses belajar Nao.

Nao mampu mengekspresikan rasa marah, takut, sedih, bahagia, gembira dan rasa bangga. Nao akan marah dan merajuk jika manusia di sekelilingnya tak memberinya rasa nyaman. Dia juga marah saat menghadapi stres yang tak dapat diatasi.

Selain itu, otak Nao diprogram untuk mengingat pengalaman baik, juga pengalaman buruk dari masa lalu.

"Kami mengerjakan isyarat non-verbal dan emosi yang dinyatakan melalui postur fisik, perilaku, dan gerakan tubuh, ketimbang dari ekspresi wajah atau ekspresi verbal," kata Canamero.

Para ilmuwan percaya bahwa robot seperti Nao dapat digunakan di masa depan untuk dijadikan perawat bagi orang lanjut usia

Kemampuan Nao Menari

Kemampuan Nao Menari
Kemampuan Nao Menari
Untuk melihat kemampuan Nao melakukan gerakan menari silahkan di klik kanan pada link Download dan rename jadi 3gpp dan Save Link As sebagai NaoDancing.3GPP (ukuran file 13 MB).

Isi Kepala Nao

Isi Kepala Nao
Isi Kepala Nao
Bagian kepala Nao yang bisa dicopot, dimodifikasi dan dipasang kembali berisi komputer kecil x86 AMD Geode 500 Mhz CPU, 256 MB SDRAM dan 2 GB Flash Memory. Berbasis Embedded Linux terdapat: 2 web cam, 2 loudspeaker, 4 microphone, 2 infra red, 3 tactile sensor di ubun-ubun dan 12 led warna biru, 2 x 8 buah lampu led di mata, 2 x 10 buah lampu led di telinga. Warna lampu lednya bisa diprogram 256 warna.

Training Nao Humanoid di Shanghai

Berpose dengan kepala Nao dan Alban Nanty
Dari kiri ke kanan: Ibu Jully, Alban Nanty, Dr. Wahidin dan Sur sedang berpose dengan kepala Robot Humanoid Nao ketika sedang mengikuti training Nao di kota Shanghai dari tanggal 11-15 Februari 2011.
ARI bekerja sama dengan World Robotic Explorer (WRE) akan mendesiminasikan pengetahuan tentang Robot Humanoid Nao pada tanggal 25-26 Maret 2011 bertempat di World Robotic Explorer, lantai 2 Thamrin City. Peserta diutamakan dari kalangan akademisi, peneliti dan pendidik robotika di Indonesia. Hubungi Ibu Wita Sagitharini di nomor telepon 021-3199.0737. Tempat terbatas 30 orang.

Deklarasi Asosiasi Robotika Indonesia

Berbagai kalangan yang terlibat dalam dunia robotika Indonesia membentuk Asosiasi Robotika Indonesia (ARI) dan diresmikan pada Sabtu (29/1) di Jakarta. Asosiasi ini dirasa perlu karena banyak kalangan yang sebetulnya terkait dalam bidang robotika dan biasanya kalangan-kalangan tersebut bersifat parsial. “Bergerak sendiri-sendiri,” kata Dr. Ir. Wahidin Wahab, M.Sc., Ketua Umum ARI, pada saat deklarasi ARI di “rumah robot” World Robotic Explorer, Thamrin City, Jakarta.
Deklarasi ARI 29Jan2011
Deklarasi ARI 29 Jan 2011
Riset mengenai robotika dimulai dari lingkungan kampus dan perguruan tinggi. Pengenalan bahkan dimulai dari sekolah tingkat dasar. Selain itu, ada pula kompetisi-kompetisi, baik lokal maupun internasional. Tetapi, semua itu bersifat parsial dan sektoral, “terbatas pada kalangan tertentu saja,” kata Wahidin. Read the rest of this page »
sumber : http://dunia.vivanews.com/news/read/170048-ini-video-nao--robot-lucu-yang-bisa-bersedih
          : http://asosiasirobotikaindonesia.net/

0 komentar:

Post Coment